Galeri Foto Selapanan Destin

6 komentar
Destin kini sudah berumur 7 tahun, namun saya ingin sedikit mengenang kembali acara selapanan Destin yang istimewa. Apa istimewanya? 
Destin lahir pada tanggal 19 November atau tanggal 5 Syawal. Proses kelahirannya yang unik pernah saya ceritakan di sini. Juga beberapa fotonya. Ada beberapa foto bagus yang belum pernah saya posting. :D
Perawatan bayi khas Jawa, ya?


Dibedong biar anget

Posisi tidur favorit

Sebagai anak pertama, tentu saja sangat membahagiakan sekaligus membingungkan. Mengapa? Pada saat yang sama, Ibu juga berangkat haji. Syukur Alhamdulillah Ibu berangkat haji tepat pada hari selapanan Destin, jadi sang nenek mempunyai kesempatan menimang cucu sejenak sebelum fokus beribadah haji. Sementara kami berdua yang ditinggalkan punya waktu sebentar untuk belajar memandikan, dan merawat bayi baru lahir. Ternyata papanya malah yang lanyah memandikan bayi terlebih dahulu sebelum sang mama. Jadi sebelum berangkat kerja dan sepulang kerja, papa memandikan bayi Destin terlebih dahulu. :D
Prosesi keberangkatan haji Ibu
Karena bersamaan dengan keberangkatan Ibu, maka acara akikah dibarengkan dengan acara khajatan Ibu. Alhamdulillah saat itu ada dana yang sangat cukup untuk melakukan dua kewajiban itu. Dan pada saat itu, kebahagiaan lain datang, yaitu kakek nenek Destin datang dari Purwokerto. Kakek Destin seorang supir Bis, namun nenek Destin sering mabuk darat jika naik Bis/mobil. Tapi demi cucu mereka tetap datang untuk melihat cucu pertama mereka. Jujur, saya prihatin membayangkan betapa tersiksanya Ibu diperjalanan sehingga saya sangat memahami ketidakhadiran keluarga Purwokerto pada selapanan Binbin. Jarak Jepara - Purwokerto sangat jauh. Pada saat itu juga banyak sekali tamu dari luar kota. Ini beberapa foto mereka.

Kakek Destin menggendong cucu pertamanya.
Destin digendong nenek (tiri) dan paman bibinya
Nenek Jepara tak ketinggalan
Mama papa tak ketinggalan
Bedhe Sri dan Mbah Tris Semarang
Nenek Demak dan Nenek Bangsri tak mau ketinggalan.
Keluarga saya memang keluarga poligami, tetapi semuanya akur sekali. Acara akikahan, selapanan dan keberangkatan haji ibu sambung menyambung sehingga rumah selalu penuh sesak. Banyak orang yang mengawasi saya yang baru melahirkan. Sebentar-sebentar ditanya, sudah minum jamu belum, jangan banyak minum, jangan ini, jangan itu. Hihi... pada dasarnya saya termasuk sabar sehingga nurut saja (jika menurut saya benar). Benar-benar perawatan bayi dan pasca melahirkan ala Jawa. Kental sekali unsur Jawanya. Beruntung juga sih saya masih boleh makan ikan (harus ikan grabah yang tidak amis) dan ayam. Tetapi beberapa tamu selalu mengingatkan, "Enak sekali jaman sekarang, boleh ini boleh itu. Dulu kami hanya boleh makan tahu rebus tanpa garam. Itu pun sudah makanan mewah. Paling banter nasi dan krupuk." ... "Hoho..... saya bukan produk jaman kompeni." pikir saya dalam hati. Kenangan yang indah... kenangan yang indah ...

Related Posts

6 komentar

  1. aku gak bisa loh mbak bedong sampai kekepala gitu

    BalasHapus
  2. Wah lengkap yah fotonya. kalau anakku dibedong kaya gitu pasti selalu kebuka lagi :D

    BalasHapus
  3. aunty, boleh yaaa faiz dikenalin ma kakak destin, juga kk Binbin :)

    BalasHapus
  4. ka destin kecil kayak arin adek Faizul..boboknya telentang..

    BalasHapus
  5. Mbak Ridha & mbak Lidya: Hehe... aku juga sudah agak lupa caranya. Tapi bedongan tiap habis mandi memang seperti itu caranya. Jadi anak anget dan tidur nyenyak. Habis itu bedong biasa, yang sedada.

    BalasHapus
  6. Faiz dan Faizul: Terima kasih ya. :)

    BalasHapus

Posting Komentar